Outdoors

Menjaga Stabilisasi Harga Pangan di Tengah Cuaca Ekstrem

0 0
Read Time:2 Minute, 52 Second

Batubara telah lama menjadi sumber energi primer yang krusial bagi Indonesia, khususnya dalam produksi listrik. Perannya vital dalam menopang pembangunan ekonomi dan memenuhi kebutuhan kelistrikan nasional, meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan terkait keberlanjutan dan isu lingkungan.

Dominasi Batubara dalam Bauran Energi Nasional

Data Kementerian ESDM menunjukkan bahwa hingga kuartal ketiga 2023, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batubara masih mendominasi bauran energi nasional. Kontribusinya mencapai sekitar 60% dari total kapasitas terpasang, menegaskan ketergantungan tinggi Indonesia pada batubara. Total kapasitas PLTU batubara saat ini mencapai 35 GW.

Tidak hanya kapasitas, konsumsi batubara domestik juga mengalami peningkatan signifikan. Pada tahun 2022, konsumsi batubara untuk pembangkit listrik mencetak rekor tertinggi, yakni 120 juta ton. Angka ini meningkat dari 100 juta ton pada tahun 2021, didorong oleh pertumbuhan permintaan listrik seiring pemulihan aktivitas ekonomi pasca-pandemi.

Ketersediaan cadangan yang melimpah menjadi alasan utama batubara masih menjadi pilihan utama. Indonesia memiliki cadangan batubara yang diperkirakan mencapai 38,8 miliar ton, menjadikannya negara dengan cadangan terbesar ketujuh di dunia. Dengan tingkat produksi saat ini, cadangan tersebut diperkirakan cukup untuk 60 tahun ke depan. Selain itu, harga batubara yang relatif stabil dan lebih terjangkau dibandingkan sumber energi lain menjadikan listrik dari PLTU batubara lebih kompetitif.

Tantangan Lingkungan dan Upaya Transisi Energi

Penggunaan batubara tidak lepas dari tantangan serius, terutama terkait emisi karbon. PLTU batubara merupakan salah satu penyumbang terbesar gas rumah kaca, yang secara langsung berkontribusi pada perubahan iklim. Kondisi ini menjadi kontradiktif dengan komitmen Indonesia untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060, yang menuntut pengurangan drastis penggunaan batubara.

Untuk mengatasi tantangan ini, pemerintah telah merancang berbagai strategi komprehensif. Inisiatif tersebut mencakup program pensiun dini PLTU, adopsi teknologi rendah emisi seperti Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS) untuk mengurangi jejak karbon, serta percepatan pengembangan sumber energi terbarukan. Namun, implementasi strategi ini memerlukan investasi besar dan waktu yang tidak sebentar.

“Transisi energi menuju keberlanjutan adalah sebuah keharusan, namun realitasnya kita tidak bisa begitu saja meninggalkan batubara tanpa strategi yang matang dan berjangka panjang. Dampaknya terhadap stabilitas pasokan listrik dan ekonomi akan sangat besar,” ujar seorang pakar energi.

Meskipun upaya pengembangan digenjot, energi terbarukan seperti tenaga surya, angin, dan hidro masih memiliki kontribusi relatif kecil dibandingkan batubara. Pemerintah menargetkan porsi energi terbarukan dalam bauran energi nasional mencapai 23% pada tahun 2025. Namun, investasi yang dibutuhkan untuk menggenjot sektor ini juga sangat besar.

Jalan Menuju Keseimbangan Energi yang Berkelanjutan

Masa depan energi Indonesia diproyeksikan masih akan melibatkan batubara dalam jangka menengah, sembari secara bertahap mengurangi ketergantungan. Optimalisasi teknologi bersih dan peningkatan efisiensi menjadi kunci dalam transisi ini. Transformasi menuju energi yang lebih hijau adalah perjalanan panjang yang memerlukan pendekatan pragmatis dan terencana.

Pemerintah terus berupaya mencari keseimbangan optimal antara memenuhi kebutuhan energi nasional dan memenuhi komitmen lingkungan global. Proses ini membutuhkan strategi yang cermat agar stabilitas pasokan listrik tetap terjaga sekaligus mencapai target keberlanjutan.

  • Batubara adalah sumber energi primer vital di Indonesia, menyumbang sekitar 60% kapasitas terpasang PLTU dan mendukung pertumbuhan ekonomi.
  • Ketersediaan cadangan batubara yang melimpah (38,8 miliar ton) dan harganya yang kompetitif menjadi faktor utama ketergantungan ini.
  • Penggunaan batubara menghadapi tantangan besar terkait emisi karbon, bertentangan dengan target Net Zero Emission (NZE) Indonesia pada 2060.
  • Pemerintah telah merancang strategi transisi energi, meliputi pensiun dini PLTU, penerapan teknologi CCUS, dan pengembangan energi terbarukan.
  • Implementasi strategi ini memerlukan investasi besar dan waktu yang tidak sebentar, serta masih menghadapi kendala dalam peningkatan porsi energi terbarukan.
  • Masa depan energi Indonesia akan melibatkan batubara dalam jangka menengah, dengan fokus pada pengurangan ketergantungan secara bertahap melalui teknologi bersih dan efisiensi.
Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %