Outdoors

Jaga Harga Pangan Iduladha 2024: Kesiapan Pasokan & Stabilitas

0 0
Read Time:3 Minute, 47 Second

Pasar energi Indonesia tengah mengalami transformasi signifikan, bergeser dari dominasi bahan bakar fosil menuju sumber energi yang lebih bersih dan berkelanjutan. Sebagai negara kepulauan dengan pertumbuhan ekonomi pesat, Indonesia menghadapi tantangan unik dalam memenuhi kebutuhan energi yang terus meningkat. Pergeseran ini didorong oleh komitmen global terhadap mitigasi perubahan iklim, urgensi ketahanan energi jangka panjang, serta menipisnya cadangan minyak dan gas bumi di tengah volatilitas harga komoditas global. Energi terbarukan menawarkan solusi yang lebih stabil dan ramah lingkungan. Selain itu, potensi besar energi terbarukan seperti surya, hidro, panas bumi, biomassa, dan angin tersebar merata di berbagai wilayah. Untuk itu, Pemerintah proaktif mendorong investasi, efisiensi, dan penguatan infrastruktur kelistrikan nasional.

Peran PT Pertamina (Persero) dalam Transisi Energi Nasional

PT Pertamina (Persero), sebagai BUMN energi terbesar di Indonesia, memegang peran sentral dalam transisi energi ini. Dahulu dikenal sebagai raksasa minyak dan gas, Pertamina kini secara agresif melakukan diversifikasi portofolio bisnisnya menuju energi baru dan terbarukan (EBT). Strategi ini tidak hanya respons terhadap tuntutan pasar dan regulasi, tetapi juga bagian dari visi jangka panjang perusahaan untuk menjadi pemimpin energi regional yang berkelanjutan. Berbagai inisiatif telah diluncurkan, mulai dari pengembangan pembangkit listrik tenaga panas bumi, investasi dalam proyek surya, hingga eksplorasi hidrogen biru dan hidrogen hijau.

Dalam upaya ini, Pertamina mengalokasikan investasi signifikan untuk pengembangan EBT. Hingga akhir tahun 2023, kapasitas terpasang EBT Pertamina Group mencapai sekitar 1,5 Gigawatt (GW). Kapasitas ini didominasi oleh panas bumi, sebuah sektor di mana Indonesia memiliki potensi terbesar kedua di dunia. Potensi besar ini menjadikan panas bumi sebagai pilar utama dalam bauran energi nasional. Pertamina Geothermal Energy (PGE), anak perusahaan Pertamina, telah menjadi salah satu pemain kunci global dalam pengembangan panas bumi, mengoperasikan beberapa pembangkit besar yang berkontribusi signifikan pada bauran energi nasional.

Selain panas bumi, Pertamina juga mulai merambah energi surya melalui pemasangan panel surya di fasilitas operasionalnya dan partisipasi dalam proyek-proyek skala utilitas. Contohnya adalah pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) dan fasilitas perkantoran Pertamina di seluruh Indonesia, menunjukkan komitmen perusahaan terhadap pemanfaatan energi surya.

“Kami berkomitmen untuk mendukung target net-zero emission Indonesia pada tahun 2060. Transisi energi adalah keniscayaan dan Pertamina siap menjadi garda terdepan dalam mewujudkan tujuan tersebut dengan mengembangkan berbagai portofolio EBT,” ujar seorang petinggi Pertamina.

Selain EBT konvensional, Pertamina juga melihat potensi besar hidrogen sebagai bahan bakar masa depan. Perusahaan sedang menjajaki pengembangan hidrogen biru (diproduksi dari gas alam dengan penangkapan karbon) dan hidrogen hijau (diproduksi dari elektrolisis air menggunakan energi terbarukan). Proyek-proyek percontohan sedang berlangsung, dengan harapan hidrogen dapat menjadi bagian integral dari strategi energi nasional di masa mendatang, khususnya untuk sektor transportasi dan industri berat. Kolaborasi dengan mitra internasional juga dijalin untuk mempercepat riset dan pengembangan teknologi ini.

Selain mengembangkan sumber energi baru, Pertamina berfokus pada peningkatan efisiensi energi di seluruh rantai nilai operasionalnya. Ini mencakup optimalisasi proses produksi, penggunaan teknologi hemat energi di kilang dan pabrik, serta edukasi internal untuk mendorong praktik konservasi energi. Upaya dekarbonisasi juga menjadi prioritas, dengan target penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) yang ambisius. Hingga tahun 2023, Pertamina berhasil mengurangi emisi GRK sebesar 31% dibandingkan baseline tahun 2010, angka yang jauh melampaui target yang ditetapkan.

Tantangan dan Prospek Transisi Energi Indonesia

Meskipun kemajuan yang dicapai signifikan, Pertamina dan Indonesia secara keseluruhan menghadapi sejumlah tantangan dalam transisi energi. Beberapa di antaranya meliputi tingginya biaya awal investasi EBT, kebutuhan akan teknologi canggih, ketersediaan lahan, dan pengembangan jaringan transmisi yang memadai untuk mengakomodasi kapasitas EBT yang fluktuatif.

Regulasi yang adaptif dan insentif pemerintah yang kuat juga krusial untuk menarik lebih banyak investasi swasta. Namun, prospek masa depan tetap cerah. Dengan dukungan pemerintah, inovasi berkelanjutan, dan kemitraan strategis, Pertamina berada di jalur yang tepat untuk memimpin transisi energi Indonesia menuju masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan, sekaligus memastikan keamanan energi nasional.

  • Indonesia berkomitmen pada transisi energi dari bahan bakar fosil ke energi terbarukan (EBT) untuk memenuhi kebutuhan energi yang meningkat dan mencapai ketahanan energi jangka panjang.
  • PT Pertamina (Persero) berperan sentral dalam transisi ini, melakukan diversifikasi portofolio ke EBT, termasuk panas bumi dan surya.
  • Hingga akhir 2023, kapasitas EBT Pertamina Group mencapai 1,5 GW, sebagian besar dari panas bumi, menempatkan Indonesia sebagai pemain kunci global.
  • Pertamina juga mengembangkan inovasi seperti hidrogen biru dan hijau, serta fokus pada efisiensi energi dan dekarbonisasi, dengan berhasil mengurangi emisi GRK sebesar 31% dari baseline 2010.
  • Tantangan dalam transisi energi meliputi biaya investasi tinggi, kebutuhan teknologi canggih, ketersediaan lahan, dan pengembangan transmisi, yang memerlukan regulasi adaptif serta insentif pemerintah.
  • Dengan dukungan pemerintah dan inovasi berkelanjutan, Pertamina diharapkan terus memimpin transisi energi Indonesia menuju masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.
Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %